Rabu, 10 September 2014

Surat untuk Jokowi



Kepada Yth. Bapak Joko Widodo di Tempat

Apa kabar, Pak? Semoga Bapak Jokowi selalu dalam keadaan sehat dan selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT. Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada bapak karena telah menjadi presiden terpilih tahun 2014 – 2019 dan gugatan yang diajukan oleh lawan bapak juga ditolak oleh MK sehingga semakin menguatkan bapak menjadi presiden setelah resmi dilantik bulan Oktober nanti. Dan dengan bapak yang menjadi presiden, saya berharap ada banyak terobosan-terobosan yang bisa membuat Indonesia semakin maju dan siap menghadapi persaingan pasar global.

Ayah saya adalah pendukung berat PDI-P. Beliau sangat kecewa ketika PDI-P kalah dalam pemilu 2004 dan 2009 berturut-turut. Namun ketika PDI-P menang pada pemilu 2014 ini, beliau sangat bahagia. Bahkan hingga meneteskan air mata. Saya sendiri sebenarnya tidak terlalu mendukung PDI-P, namun saya mendukung perubahan. Saya kagum melihat sosok seperti Bapak Anies Baswedan dan Bapak Dahlan Iskan. Dua orang ini adalah sosok yang sangat saya kagumi karena berani melakukan beberapa perubahan untuk Indonesia. Dan ketika saya melihat mereka mendukung Pak Jokowi, saya tidak ragu-ragu lagi untuk mendukung anda. Ketika orang lain memilih anda karena blablabla dan lain sebagainya, saya tidak. Saya mendukung adanya perubahan di Indonesia. Dan karena saya melihat arah perubahan menuju ke anda, jadi saya memilih anda.

Ada banyak sekali masalah di Indonesia. Tapi saya tidak akan membahas semuanya, pak. Saya hanya ingin bapak menyelesaikan masalah yang sangat krusial di kota-kota besar. Kemacetan. Saya benar-benar sangat heran. Saya tinggal di Malang, Pak. Dan yang saya rasakan sekarang dengan 4 tahun yang lalu sangat berbeda. Empat tahun yang lalu, Malang masih lengang. Kemacetan hanya terjadi ketika jam berangkat sekolah dan jam pulang kantor. Namun sekarang, kemacetan terjadi sepanjang hari, pak. Hanya setelah pukul 21.00 – 06.00 WIB jalanan sepi.

Saya mohon kepada Bapak Jokowi sebagai presiden nanti, bapak harus berani bertindak tegas. Sudah cukup lah kita mendatangkan sepeda motor ke dalam Indonesia, pak. Buat apa sih, pak? Setiap hari, truk yang mengangkut sepeda motor terus bersliweran. Setiap hari, dealer sepeda motor terus memesan sepeda motor. Setiap hari selalu saja ada sepeda motor yang terjual. Saya mohon, pak. Jalan ini sudah tidak bisa dilebarkan lagi. Kalau sepeda motor terus berdatangan, bisa macet total. Seperti gelas, pak. Kalau diisi terus-menerus, pasti akan tumpah. Bapak juga pusing memikirkan bagaimana menghemat BBM kan? Menurut saya cara yang paling ampuh dengan menghilangkan atau mengurangi benda yang memakan BBM itu, pak. Apalagi kalau bukan sepeda motor dan mobil. Sudah cukup kita mengimport barang tersier itu.

Kalau bapak serius ingin menghemat BBM, saran saya adalah dengan menghentikan import sepeda motor dan mobil itu, pak. Tidak ada cara lain. Mungkin cara bapak menaikkan harga BBM itu bisa bermanfaat, tapi saya tetap meminta kepada bapak, jangan lagi ada import sepeda motor, pak. Orang Indonesia itu gengsinya tinggi, pak. Mereka membeli sepeda motor bukan karena kebutuhan, tapi karena keinginan. Karena ingin menang dari tetangga yang hanya punya 1 motor, beli 2 motor. Tetangga tidak mau kalah, beli 3 motor. Tetangga yang lain tidak mau kalah juga, beli 4 motor. Tidak akan ada habisnya kalau seperti ini, pak. Juga kebijakan mobil murah. Menurut saya itu adalah pemikiran yang paling konyol. Orang miskin itu butuh sembako murah, pak. Dengan mendatangkan mobil murah, berarti bapak justru mendukung gerakan menaikkan ego dan gengsi masyarakat Indonesia. Saya berharap ketika Pak Jokowi menjadi presiden nanti, bapak bisa menghilangkan kebijakan-kebijakan konyol itu.

Ada satu lagi, pak. Yang perlu dihilangkan lagi adalah suatu badan yang membantu rakyat kita memenuhi ego dan gengsinya. Badan-badan perkreditan seperti adira, wom, dan lain-lain. Itu harus dihilangkan, pak. Itu benar-benar merusak mental orang kita. Dengan kemudahan mencicil sepeda motor, akan tetap banyak orang yang beli, pak. Saya harap nanti ketika bapak menjadi presiden, badan-badan itu ditutup, sehingga orang kesulitan mencicil sepeda motor. Bukan saya mau menyusahkan orang lain, pak. Tapi karena orang Indonesia membeli motor untuk memenuhi keinginan, bukan kebutuhan.

Ringkasan dari surat saya, memang tidak mungkin membatasi dealer untuk menjual sepeda motor atau mobil. Karena hal itu akan berdampak secara nasional. Tapi setidaknya bapak bisa menaikkan DP atau uang muka pembelian kendaraan pribadi tersebut, 50% dari harga tunai misalnya. Karena dulu itu jarang motor dan mobil karena pembayarannya yang mahal dan sulit, pak.

Demikian sebuah surat dari saya, pak. Kalau bapak kesulitan menangkap maksud saya, saya akan ringkas di sini. Tolong hentikan import motor dan mobil murah, pak. Sudah cukup banyak motor dan mobil di jalanan kita. Dan tolong batasi badan yang membantu mencicil sepeda motor itu, pak. Karena kalau masih membantu mencicil motor, akan banyak yg beli motor dan jalan kita semakin macet. Terima kasih jika suatu saat bapak membaca pesan ini. Saya hanya ingin Indonesia menjadi negara yang maju seperti Singapura atau Jepang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar