Kepada Yth. Bapak Joko Widodo
di Tempat
Apa kabar, Pak? Semoga Bapak
Jokowi selalu dalam keadaan sehat dan selalu mendapat perlindungan dari Allah
SWT. Sebelumnya saya ucapkan selamat kepada bapak karena telah menjadi presiden
terpilih tahun 2014 – 2019 dan gugatan yang diajukan oleh lawan bapak juga
ditolak oleh MK sehingga semakin menguatkan bapak menjadi presiden setelah resmi
dilantik bulan Oktober nanti. Dan dengan bapak yang menjadi presiden, saya
berharap ada banyak terobosan-terobosan yang bisa membuat Indonesia semakin
maju dan siap menghadapi persaingan pasar global.
Ayah saya
adalah pendukung berat PDI-P. Beliau sangat kecewa ketika PDI-P kalah dalam
pemilu 2004 dan 2009 berturut-turut. Namun ketika PDI-P menang pada pemilu 2014
ini, beliau sangat bahagia. Bahkan hingga meneteskan air mata. Saya sendiri
sebenarnya tidak terlalu mendukung PDI-P, namun saya mendukung perubahan. Saya
kagum melihat sosok seperti Bapak Anies Baswedan dan Bapak Dahlan Iskan. Dua
orang ini adalah sosok yang sangat saya kagumi karena berani melakukan beberapa
perubahan untuk Indonesia. Dan ketika saya melihat mereka mendukung Pak Jokowi,
saya tidak ragu-ragu lagi untuk mendukung anda. Ketika orang lain memilih anda
karena blablabla dan lain sebagainya, saya tidak. Saya mendukung adanya
perubahan di Indonesia. Dan karena saya melihat arah perubahan menuju ke anda,
jadi saya memilih anda.
Ada banyak
sekali masalah di Indonesia. Tapi saya tidak akan membahas semuanya, pak. Saya
hanya ingin bapak menyelesaikan masalah yang sangat krusial di kota-kota besar.
Kemacetan. Saya benar-benar sangat heran. Saya tinggal di Malang, Pak. Dan yang
saya rasakan sekarang dengan 4 tahun yang lalu sangat berbeda. Empat tahun yang
lalu, Malang masih lengang. Kemacetan hanya terjadi ketika jam berangkat
sekolah dan jam pulang kantor. Namun sekarang, kemacetan terjadi sepanjang
hari, pak. Hanya setelah pukul 21.00 – 06.00 WIB jalanan sepi.
Saya mohon
kepada Bapak Jokowi sebagai presiden nanti, bapak harus berani bertindak tegas.
Sudah cukup lah kita mendatangkan sepeda motor ke dalam Indonesia, pak. Buat
apa sih, pak? Setiap hari, truk yang mengangkut sepeda motor terus bersliweran.
Setiap hari, dealer sepeda motor terus memesan sepeda motor. Setiap hari selalu
saja ada sepeda motor yang terjual. Saya mohon, pak. Jalan ini sudah tidak bisa
dilebarkan lagi. Kalau sepeda motor terus berdatangan, bisa macet total.
Seperti gelas, pak. Kalau diisi terus-menerus, pasti akan tumpah. Bapak juga
pusing memikirkan bagaimana menghemat BBM kan? Menurut saya cara yang paling
ampuh dengan menghilangkan atau mengurangi benda yang memakan BBM itu, pak.
Apalagi kalau bukan sepeda motor dan mobil. Sudah cukup kita mengimport barang
tersier itu.
Kalau bapak
serius ingin menghemat BBM, saran saya adalah dengan menghentikan import sepeda
motor dan mobil itu, pak. Tidak ada cara lain. Mungkin cara bapak menaikkan
harga BBM itu bisa bermanfaat, tapi saya tetap meminta kepada bapak, jangan
lagi ada import sepeda motor, pak. Orang Indonesia itu gengsinya tinggi, pak.
Mereka membeli sepeda motor bukan karena kebutuhan, tapi karena keinginan.
Karena ingin menang dari tetangga yang hanya punya 1 motor, beli 2 motor.
Tetangga tidak mau kalah, beli 3 motor. Tetangga yang lain tidak mau kalah
juga, beli 4 motor. Tidak akan ada habisnya kalau seperti ini, pak. Juga
kebijakan mobil murah. Menurut saya itu adalah pemikiran yang paling konyol.
Orang miskin itu butuh sembako murah, pak. Dengan mendatangkan mobil murah,
berarti bapak justru mendukung gerakan menaikkan ego dan gengsi masyarakat
Indonesia. Saya berharap ketika Pak Jokowi menjadi presiden nanti, bapak bisa
menghilangkan kebijakan-kebijakan konyol itu.
Ada satu
lagi, pak. Yang perlu dihilangkan lagi adalah suatu badan yang membantu rakyat
kita memenuhi ego dan gengsinya. Badan-badan perkreditan seperti adira, wom,
dan lain-lain. Itu harus dihilangkan, pak. Itu benar-benar merusak mental orang
kita. Dengan kemudahan mencicil sepeda motor, akan tetap banyak orang yang
beli, pak. Saya harap nanti ketika bapak menjadi presiden, badan-badan itu
ditutup, sehingga orang kesulitan mencicil sepeda motor. Bukan saya mau
menyusahkan orang lain, pak. Tapi karena orang Indonesia membeli motor untuk
memenuhi keinginan, bukan kebutuhan.
Ringkasan
dari surat saya, memang tidak mungkin membatasi dealer untuk menjual sepeda
motor atau mobil. Karena hal itu akan berdampak secara nasional. Tapi setidaknya
bapak bisa menaikkan DP atau uang muka pembelian kendaraan pribadi tersebut,
50% dari harga tunai misalnya. Karena dulu itu jarang motor dan mobil karena
pembayarannya yang mahal dan sulit, pak.
Demikian
sebuah surat dari saya, pak. Kalau bapak kesulitan menangkap maksud saya, saya
akan ringkas di sini. Tolong hentikan import motor dan mobil murah, pak. Sudah
cukup banyak motor dan mobil di jalanan kita. Dan tolong batasi badan yang
membantu mencicil sepeda motor itu, pak. Karena kalau masih membantu mencicil
motor, akan banyak yg beli motor dan jalan kita semakin macet. Terima kasih
jika suatu saat bapak membaca pesan ini. Saya hanya ingin Indonesia menjadi
negara yang maju seperti Singapura atau Jepang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar