Perjalanan Mencari Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin di Malang

Semua bermula saat adik saya satu-satunya, Pungky Anggraini, main ke Malang untuk kontrol kulit wajahnya ke dokter kulit langganannya. Beliau juga sebenarnya adalah dosen saya. Kunjungan yang dilakukan adik saya ini sudah rutin dan biasa, bukan pertama kalinya. Tidak pernah ada masalah. Saya tinggal pergi ke RS Lavalette, membuat janji dengan susternya, dan pulang. Namun, karena tanggal 21 Maret kemarin adalah hari libur, masalah terjadi. Saya sebenarnya cukup heran dengan adik saya yang mencari dokter spesialis kulit di Malang, padahal adik saya kuliah di Jember.

Semua bermula saat saya ingin main ke Jember pada liburan Nyepi kemarin. Saya baru saja selesai ujian skripsi pada tanggal 16 Maret dan saya ingin berlibur untuk sementara waktu sebelum mulia mengerjakan revisian. Saya pun memilih Jember untuk tujuan liburan saya karena di sana ada tempat untuk tidur gratis (:v). Selain itu juga untuk menjenguk adik saya satu-satunya. Tiket kereta sudah di tangan dan segala hal sudah saya persiapkan. Namun semua  berubah saat adik saya bilang, "Saya saja yang ke Malang. Saya juga mau ke dr. Ninin." Dan saya pun tidak jadi ke Jember dan dimulailah segala hal yang akhirnya membuat saya merasa perlu untuk menulisnya di blog saya. Baca tulisan saya ini sampai habis, karena di dalamnya ada beberap informasi penting yang mungkin akan berguna untuk anda suatu saat nanti.

Kamis, 19 Maret 2015. Setelah semalam saya mendapatkan telepon dari Pungky kalau dia yang akan pergi ke Malang, saya segera pergi ke stasiun untuk menukarkan tiket kereta yang sudah saya beli. Saya bangun kesiangan dan stasiun Malang Kota Baru sudah sangat ramai. Penukaran tiket kereta sekarang ternyata tidak sesimpel dulu. Saya mengambil nomor antrian untuk Customer Service dan mendapat giliran kira-kira 10 orang lagi. Saya berjalan-jalan di ruang tunggu stasiun yang saat itu sangat penuh. Saya tidak tahu apakah setiap hari di stasiun Malang Kota Baru selalu dipenuhi orang seperti ini. Ketika membaca pengumuman yang tertempel di papan info, ternyata ada beberapa persyaratan yang diperlukan untuk pengembalian tiket. Saya merasa beruntung membacanya. Diperlukan fotokopi identitas yang dipakai untuk membeli tiket sebanyak 2 lembar. Segera saya bergegas ke tempat fotokopi terdekat. Ada fotokopi Wijaya di sebelah selatan stasiun yang jaraknya dekat. Saya memfotokopi di situ. Setelah fotokopi, saya kembali ke stasiun, bertepatan dengan nomor saya dipanggil untuk masuk ke Customer Service.

Di dalam, saya diberi form yang harus diisi untuk pembatalan tiket. Saya kebetulan membawa bolpoin dan saya isi saat itu juga. Setelahnya, mbak CS nya bertanya, "Sudah ambil antrian untuk loket, mas?" Dan saya tertegun. Saya kira kalau prosesnya akan dilakukan di CS. Tapi mbak CS nya berkata kalau pembatalan juga dilakukan di loket. Akhirnya mbak CS memasukkan nomor antrian CS saya ke antrian di loket. Pesan: Jika akan melakukan pembatalan tiket, selain mengambil antrian Customer Service, pastikan juga mengambil antrian loket. Setelah selesai mengisi form, mbak CS mengatakan bahwa uang yang dibatalkan bisa diambil sebulan kemudian. Jadi tidak pada saat itu juga. Saya tidak masalah karena memang saya sedang tidak membutuhkan uang tersebut. Setelah itu saya menunggu giliran saya dipanggil oleh loket. Di sini lah dampak kesalahan saya yang tidak mengambil antrian loket sebelumnya, karena nomor saya dipanggil setelah 50 orang. Saya hanya bisa pasrah dan menunggu sekitar 1 jam, karena ketika saya mengambil nomor antrian loket, sudah masuk nomor 500.

Selesai mengurus pembatalan tiket, saya mencari dokter spesialis kulit kelamin di Kota Malang. Agak susah, karena dokter-dokter itu tidak mempunyai halaman khusus di internet tentang lokasi dan jam praktek mereka sehingga saya harus mencari satu per satu. Berkat hal ini, saya mengetahui setidaknya tiga dokter spesialis di Kota Malang dan jam prakteknya yang akan saya bagikan di sini.

Pertama, dr. Ninin atau dr. Sri Adila Nurainiwati, Sp.KK. Beliau adalah dosen saya di Universitas Muhammadiyah Malang. Dokter spesialis kulit kelamin yang kata adik saya mempunyai aura kecantikan yang luar biasa. Walaupun sudah ibu-ibu tapi kecantikannya bisa disandingkan dengan Raisa, kata adik saya. Memang sih teman-teman saya waktu kuliah juga semangat karena dokternya cantik. Saya? Biasa saja (:v). dr. Ninin praktik di RS Lavalette, setiap hari Senin sampai Jumat mulai jam setengah 7 malam hingga 25 pasien selesai. Ya, dr. Ninin hanya membuka pendaftaran untuk 25 pasien dalam sehari. Jika anda ingin periksa ke dr. Ninin, pastikan anda mempunyai jadwal yang kosong untuk 2 sampai 3 hari ke depan. Anda harus memesan tempat ke perawat dr. Ninin untuk 2-3 hari ke depan itu. Cukup datang dan bilang ke perawat bahwa anda ingin memesan untuk hari apa. Ingat, hanya 5 hari kerja. Senin sampai Jumat, jam setengah 7 malam hingga pasien ke 25 selesai.

Dokter kedua juga mempunyai reputasi yang cukup bagus dan cukup terkenal di kalangan mahasiswi. Beliau adalah dosen di Universitas Brawijaya. Bernama dr. Ainur Rofiq, Sp.KK. Beliau berpraktik di 2 tempat, RS Syaiful Anwar dan di tempat praktik pribadi. Saran saya, jangan ke RS Syaiful Anwar, karena di sana dokter spesialis hanya sebagai supervisor. Yang mengerjakan adalah PPDS. Tempat praktik dr. Ainur Rofiq sangat sulit ditemukan. Dari arah Jalan Galunggung, anda menuju ke Dieng Plaza atau sekarang disebut Cyber Mall. Di perempatan lampu merah Cyber Mall, anda akan menemukan Adira Finance yang pintu masuknya berada tepat di bawah lampu lalu lintas di sebelah kiri jalan. Jalan masuk ke Adira itu juga sebagai jalan masuk ke tempat praktik dr. Ainur Rofiq, Sp.KK. Tempat praktiknya tepat berada di sebelah kiri Adira. dr. Ainur Rofiq buka setiap hari Senin hingga Jumat pukul 17.00 - 20.00 WIB. Tapi pengambilan nomor urut antriannya bisa diambil sejak pukul 2 siang di tempat praktik itu.

Untuk yang ketiga adalah dr. Dhelya. Beliau praktik di Apotek Semeru. Untuk yang tidak tahu di mana, letaknya di wasan depan Milk Story sebelah perpustakaan Kota Malang. Buka antara jam 5 sore hingga jam 8 juga, tapi dokternya datang jam setengah 7. Antriannya bisa ditulis di apotik tersebut. Kadang ramai, kadang juga sepi.

Untuk biaya masing-masing dokter tersebut kurang lebih sama. Berada di kisaran 250 ribu.

Jika saya tidak mengalami hal seperti di atas, maka mungkin saya tidak akan tahu apa-apa. Semoga tulisan saya di atas bisa berguna untuk anda semua.

(tulisan ini dibuat dengan lenovo flex 10)