Tulisan ini bersumber dari buku Enigma 2. Jika anda ingin membaca lebih banyak tentang artikel-artikel menarik lain seperti ini, anda bisa membeli bukunya di Gramedia terdekat. Atau kunjungi www.xfile-enigma.blogspot.com
Athenodoros, seorang filsuf Yunani pernah menjadi sangat tertarik dengan sebuah rumah berhantu di Athena. Jadi, ia memutuskan untuk mengamatinya. Suatu malam, seorang kakek tua muncul di hadapannya dengan tangan dan kaki terikat. Kakek itu meminta Athenodoros untuk mengikutinya. Ketika sampai di suatu tempat, ia menghilang. Athenodoros mengambil cangkul dan menggali tanah di tempat itu dan ia menemukan tulang belulang manusia. Setelah tulang itu dikuburkan dengan layak, rumah itu tidak lagi berhantu.
Kisah Athenodoros merupakan salah satu contoh kisah mengenai hantu. Selama ribuan tahun, boleh dibilang dunia hantu masih tetap memiliki cerita yang sama. Konsep hantu sendiri sebenarnya berasal dari sebuah kepercayaan bahwa manusia memiliki roh abadi yang akan terpisah dari tubuh fisiknya ketika ia meninggal. Karena itu, banyak kebudayaan memulai upacara penguburan untuk menjamin roh manusia itu tidak kembali dan menghantui mereka yang masih hidup. Contohnya adalah seperti yang dialami oleh Athenodoros.
Tentu saja ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai hantu. Para skeptik akan menolak untuk berdebat soal ini karena menurut mereka tidak ada bukti yang bisa diamati. Tapi, beberapa peneliti memiliki jawaban yang mungkin cukup masuk akal. Sebelum kita melihatnya satu per satu, perlu diingat bahwa mereka yang tidak mempercayai keberadaan hantu tidak berarti tidak mempercayai kehidupan setelah kematian. Mereka hanya tidak percaya bahwa roh seseorang yang sudah mati dapat kembali ke dunia dan tinggal di rumah kosong atau menghantui satu keluarga yang malang. Mereka yang mempercayai keberadaan hantu sendiri seringkali sulit menjelaskan sifat dari entitas tersebut. Makhluk apakah hantu itu? Apakah ia makhluk materi? Jika iya, mengapa ia bisa menembus dinding batu?
Kalau bukan makhluk materi, mengapa ia dapat menggerakkan benda materi seperti fenomena yang disebut poltergeist? Jika hantu adalah roh orang yang meninggal, mengapa ia seringkali terlihat mengenakan pakaian? Lalu, mengapa hantu bisa muncul dengan penampilan yang berbeda-beda di negara yang berbeda? Pertanyaan-pertanyaan semacam ini menarik dan membuat kita menjadi tertantang. Pengalaman pribadi adalah satu hal. Namun, agar sesuatu bisa disebut "ilmiah", ia harus diobservasi dan diuji secara ilmiah. Dalam kasus hantu, tentu saja tidak bisa, tetapi sebagian ilmuwan memiliki beberap teori mengenai kemunculan hantu yang mungkin... sekali lagi saya tekankan, mungkin bisa menjawab sebagian kasus yang pernah kita alami.
Bayangan Orang dan Stimulasi Elektrik pada Otak
Kita sedang duduk santai di teras pada malam hari. Tiba-tiba, angin dingin berhembus dan kita merasakan kehadiran "seseorang". Di sudut mata kita, terlihat sosok bayangan hitam pria yang tidak pernah kita lihat sebelumnya. Hantu? Apa yang telah kita lihat?
Seperti yang telah saya singgung sebelumnya dalam kasus Doppelganger, dr. Shahar Arzy dan rekannya di University Hospital, Jenewa, Swiss, pernah mengadakan eksperimen dengan memberikan stimulasi elektromagnetik pada Temporoparietal Junction (TPJ) di otak kiri pasien. Ketika stimulasi diberikan, semuanya menjadi terasa sangat mengerikan. Pasien segera melaporkan adanya bayangan seorang pria yang sedang berdiri di belakangnya. Kesimpulan eksperimen ini membuktikan bahwa ada kemungkinan fenomena penampakan bayangan semacam itu hanyalah akibat dari aktivitas otak yang tidak biasa. Tapi bagaimana dengan penampakan masal?
Penampakan Hantu Masal dan Infrasound
Vic Tandy bekerja di sebuah gedung yang konon cukup angker. Para pekerja seringkali mengaku merasakan aura aneh dan melihat adanya sosok gelap muncul di ujung mata mereka. Bukan hanya satu orang, tapi lebih dari satu pekerja melaporkan hal yang sama. Awalnya Tandy tidak percaya, sampai suatu hari, ia melihat dengan mata kepalanya sendiri satu figur abu-abu muncul dan duduk di mejanya selama beberapa menit. Sebagai seorang yang ilmiah, Tandy tidak percaya dengan hantu sehingga ia memutuskan untuk memeriksa gedung tersebut. Apa yang ditemukannya?
Sebagai langkah awal, Tandy menemukan salah satu lokasi di lab yang paling sering dikunjungi oleh bayangan misterius tersebut. Ada satu yang menarik dari lokasi tersebut. Ketika ia menaruh sebuah lembaran logam dalam sebuah ruang kecil di sana, lembaran logam itu akan bergetar tidak terkendali! Apakah itu adalah fenomena poltergeist? Bukan. Ternyata sebabnya adalah infrasound yang dikeluarkan oleh sebuah kipas angin besar yang tidak bersuara. Infrasound tersebut memantul-mantul di dinding hingga membentuk gelombang pada frekuensi 18,9 Hertz. Persis pada level di mana manusia tidak bisa mendengarnya, tapi bisa merasakannya. Ini menjelaskan perasaan aneh yang dialami para pekerja.
Pada frekuensi ini juga, infrasound dapat mempengaruhi mata manusia sehingga menciptakan "penampakan" yang misterius. Jika kita terpengaruh oleh infrasound ini, sesuatu yang statis seperti ujung lensa kacamata atau debu bisa terlihat seperti objek besar yang sedang bergerak. Teori Tandy terbukti. Ketika kipas angin tersebut dipindahkan, penampakan itu pun lenyap. Tandy kemudian menguji teorinya ke sebuah gedung "berhantu" lainnya di dekat situ. Di gedung itu ia pun menemukan adanya infrasound pada frekuensi 18,9 Hertz yang diakibatkan oleh suara mesin pabrik di dekatnya.
Penampakan Hantu, Sleep Paralyses, dan Kondisi Tubuh
Selain karena infrasound, penampakan hantu juga bisa terjadi akibat sleep paralysis atau ketindihan. Topik menarik ini sudah pernah saya bahas di buku enigma jilid pertama. Ketika seseorang mulai masuk atau keluar dari kondisi tidur yang dalam, pikiran dan tubuhnya bisa mengalami diskoneksi. Ini menyebabkan tubuhnya terasa lumpuh. Kejadiannya bisa berlangsung selama beberapa detik dan umumnya disertai dengan halusinasi. Menurut para peneliti yang mempelajari fenomena ini, halusinasi yang didapat bisa sangat beragam. Mulai dari penampakan ular, laba-laba, hantu, dan bahkan perasaan aneh yang tidak terjelaskan.
"Beberapa orang memiliki penampakan bahwa seseorang seddang berusaha mencekik mereka", kata dr. Priyanka Yadav, salah seorang ahli masalah tidur dari New Jersey. "Kadang mereka melihat seseorang di dalam kamar dan mereka tidak bisa berteriak atau melakukan apapun."
Menurut Joe Nickell, peneliti lain, fenomena ini telah diderita umat manusia sejak lama dan seringkali diatribusikan kepada kunjungan hantu. "Fenomena ini sebenarnya sangat umum dan seringkali merupakan penjelasan paling baik mengenai hantu." Bukan sleep paralysis saja, penampakan hantu juga bisa diakibatkan oleh penggunaan obat, epilepsi, kurang tidur, dan masalah psikologis lainnya. Citra "hantu" yang tercipta sesungguhnya merupakan hasil ilusi dari otak, terutama ketika seseorang mengalami kelelahan. Menurut Nickell, studi menunjukkan bahwa orang-orang yang letih karena biasa melakukan tugas-tugas yang tidak menuntut kerja otak lebih rentan terhadap penampakan hantu. "Semuanya hanya trik mata," lanjut Nickell.
Ouija Board, Jelangkung, dan Efek Ideomotor
Pernahkah kalian bermain dengan Ouija board atau jelangkung? Ouija board, papan permainan yang umumnya digunakan untuk berkomunikasi dengan hantu ini sangat populer di kalangan anak muda. Jika kita mencari padanannya, mungkin jelangkung adalah medium yang mirip. Ketika kita bertanya kepada hantu yang ada di situ, arah penunjuk pada papan ouija akan bergerak menunjuk huruf-huruf tertentu. Pada kasus jelangkung, boneka itu akan bergerak dengan liar, mengindikasikan adanya "sesuatu" yang merasukinya. Bagaimana ini bisa terjadi? Apakah ada campur tangan roh?
Soal ini, sains punya penjelasannya, yaitu efek ideomotor. Michael Faraday, sang fisikawan ternama pernah meneliti soal ini dan menemukan bahwa yang bertanggung jawab menggerakkan papan ouija tersebut adalah otot yang memegangnya. Menurutnya, ketika menjadi sangat tersugesti dengan sesuatu, otot di tubuh kita akan bergerak tanpa intervensi dari kesadaran. Mereka yang bermain papan ouija atau jelangkung yang tidak mengetahui masalah ideomotor akan mengira bahwa hantu telah merasukinya.
Orbs dan Masalah pada Kamera
Para pemburu hantu sangat menyukai fenomena ini. Mereka akan pergi ke suatu tempat gelap, mengambil kamera, lalu memotret. Ketika hasil jepretannya keluar, akan terlihat bulatan-bulatan putih pada foto. Bulatan ini disebut orbs dan ditafsirkan sebagai roh mereka yang telah meninggal. Bagaimana penjelasan yang ditawarkan oleh para peneliti? Jawabannya cukup membosankan. Orbs hanyalah akibat dari efek kamera. Jika objek seperti sebutir debu atau tetesan air hujan berada sangat dekat dengan lensa kamera, objek yang terkena lampu blitz tersebut akan berubah menjadi bulatan putih alias orbs. Kalian bisa mencoba membuat orbs kalian sendiri. Pada malam hari, ambil kamera, nyalakan blitz, lempar beberapa tetes air di hadapan kamera dan potretlah.
Tekanan Mental dan Kerasukan Masal
Fenomena kerasukan masal sangat populer di Indonesia. Jika kita menonton berita, hampir tiap minggu kita mendengar adanya murid-murid sekolah di Indonesia yang mengalami kerasukan masal. Dari kepala sekolah atau guru seringkali disebut bahwa penyebabnya adalah "Karena pohon tua ditebang" atau "Karena sumur tua ditutup". Jawaban ini mengindikasikan kalau para guru tersebut percaya bahwa penyebabnya adalah roh-roh penunggu pohon atau sumur tersebut. Lalu apa kata dunia kedokteran mengenai ini? Istilah ilmiah untuk kerasukan masal dalam dunia medis adalah Mass Psychogenics Illness. Istilah ini digunakan untuk merujuk kepada penyebaran yang cepat dari gejala-gejala penyakit yang mempengaruhi sekelompok orang yang dekat. Istilah lain yang juga sering digunakan adalah Mass Hysteria atau Epidemic Hysteria.
Jika kita mencaari berita mengenai kasus yang masuk ke dalam kategori histeria masal ini, kita kana kaget dengan kenyataan bahwa "kerasukan masal" ternyata pernah terjadi di seluruh dunia. Tahun 1518, di Strasbourg, Jerman pernah terjadi "wabah menari" di mana sejumlah penduduk menari tanpa henti selama berhari-hari. Tahun 1962, di Tanganyika, Tanzania, pernah terjadi "wabah tertawa" pada sebuah sekolah di sana. Awalnya bermula dari 3 murid perempuan dan menyebar ke 95 murid lainnya. Tahun 1965, sebuah sekolah di Blackburn, Inggris, juga mengalami kasus histeria massal. Hanya dalam beberapa jam, 85 murid perempuan dibawa ke rumah sakit karena mengalami gejala-gejala seperti mual dan gigi bergemeretak. Antara tahun 1970-1980 di Malaysia juga terjadi wabah serupa yang menyapu sekolah-sekolah dan pabrik. Di Malaysia pun fenomena ini dikaitkan dengan ulah roh jahat.
Yang menarik dari banyak kasus tersebut adalah wabahnya selalu dimulai dari remaja dan perempuan. Kasus yang sama juga terjadi di sekolah-sekolah di Indonesia. Jika mengikuti berita mengenai kerasukan semacam ini, kalian akan menemukan bahwa umumnya yang mengalaminya adalah perempuan. Apa yang sesungguhnya terjadi? Soal "kerasukan masal" ini, jawaban yang diajukan adalah akibat stress atau tekanan mental yang diikuti oleh sugesti. Mulanya bisa karena satu atau dua orang merasa mencium sesuatu yang aneh. Lalu, ia mulai merasa sakit. Dengan cepat, yang lain pun akan merasakan hal yang sama. Bisa saja awalnya mereka memang mencium bau aneh yang nyata, tapi stress dan kekuatiran yang berlebihan akan memperparahnya.
Dalam kasus tahun 1518, para penduduk Strasbourg baru saja mengalami wabah kelaparan. Mental mereka telah dihajar oleh beberapa wabah penyakit. Mereka kemudian menari karena percaya bahwa iblis telah menimpakan bencana itu kepada mereka. Apa yang dimulai dari satu atau beberap orang kemudian segera menyebar kemana-mana. Ini juga menjelaskan mengapa seringkali histeria masal semacam ini biasa terjadi pada anak-anak sekolah atau pekerja pabrik. Mereka yang tertekan karena menghadapi ujian sekolah atau pekerjaan akan lebih rentan terhadap kelainan ini. Lalu mengapa umumnya selalu terjadi pada perempuan?
Mungkin karena menurut para psikolog, wanita lebih cenderung untuk mengalami peningkata level stress dibanding pria. Apakah penjelasan ini kurang memuaskan? Paling tidak sekarang kita mengetahui satu hal yang sangat penting, yaitu stress itu berbahaya.
Hantu, Spiritualitas, dan Sains
Jika kita memandangnya dari dunia spiritual, mungkin persoalan hantu tidak akan terlalu rumit. Hantu hanyalah manifestasi dari roh jahat yang suka menyamar menjadi manusia. Tapi, jika kita berbicara dalam perspektif sains, akan susah jadinya. Sains menuntut sesuatu haus bisa dibuktikan dengan kaidah ilmiah. Hantu tidak masuk dalam kategori ini. Tapi sains punya alasan yang cukup masuk akal. Jika memang hantu itu roh, mengapa mereka mengenakan pakaian? Dan jika hantu itu roh manusia yang sudah meninggal, mengapa mereka bisa memiliki rupa yang berbeda di tiap negara? Jawaban yang diberikan atas pertanyaan ini selalu kembali kepada halusinasi. Setiap manusia memiliki rasa takut yang terakumulasi dari sejak ia kecil dan rasa takut ini akan dipengaruhi oleh kebudayaan dan lingkungannya. Ketika ketakutan ini memuncak, pikirannya akan memanifestasikan dalam rupa hantu yang dikenalnya sejak kecil, yaitu hantu yang dibentuk oleh kebudayaannya. Ini adalah jawaban terbaik yang bisa ditawarkan oleh dunia sains.
Pada akhirnya, apapun yang kita percaya mengenai fenomena hantu, ada satu yang sebenarnya justru jauh lebih berbahaya. Yaitu rasa takut itu sendiri. Bahkan rasa takut pada hantu ini punya istilahnya sendiri dalam dunia psikologi, yaitu phasmophobia. Sama seperti phobia-phobia lainnya, masalah terbesar yang dihadapi penderita sesungguhnya ada dalam pikirannya. Bukan pada objek yang ditakuti. Bagi mereka yang percaya dengan aspek spiritualitas hantu, tidak ada alasan untuk takut kepadanya. Bukankah manusia juga makhluk spiritual? Bagi mereka yang tidak percaya dengan spiritualitas hantu dan hanya menganggapnya sebagai efek dari kerja otak yang terpengaruh stimulan eksternal, juga tidak ada alasan untuk takut kepadanya. Bukankah itu berarti bahwa ia tidak nyata dan hanya ada di dalam pikiran kita? Jadi, yang terpenting adalah menerima keberadaannya apa adanya. Baik sebagai makhluk spiritual ataupun hanya sebagai sebuah efek psikologis. Jika kita bisa melakukannya, mungkin rasa hormat semacam ini bisa membawa dampak bagi kehidupan kita sebagai seorang manusia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar